Asal usul nama Indonesia
– Nama Indoneisa untuk pertama kalinya muncul di dunia yaitu terdapat
pada tulisan James Richardson Logan halaman 254 (1819-1869). Mr.
Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in
favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term
Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or
the Indian Archipelago. Logan adalah orang Skotlandia yang meraih
sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Pada saat mengusulkan nama
Indonesia Logan tidak menyadari dan tidak menduga ternyata nama
Indonesia itu menjadi nama bangsa dan Negara yang mana jumlah
penduduknya merupakan peringkat keempat terbesar di dunia. Dari situlah
James Richardson Logan secara konsisten menggunakan nama Indonesia
dalam karya ilmiahnya, dan dengan seiring perjalanannya waktu pemakaian
nama Indonesia menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan
geografi. Inilah yang menjadi titik awal mula nama Indonesia di dunia.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di
Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan
buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima
volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air
kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan
istilah Indonesia di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul
anggapan bahwa istilah Indonesia itu ciptaan Bastian. Pendapat yang
tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van
Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah
Indonesia itu dari tulisan-tulisan Logan.
Putra ibu pertiwi yang mula-mula
menggunakan istilah Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau
mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Pada dasawarsa 1920-an, nama Indonesia
yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil
alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga
nama Indonesia akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu
bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda
mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,
Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije
Indonesische staat) mustahil disebut -Hindia Belanda-. Juga tidak
-Hindia- saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang
asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een
politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air
di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia
(Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.
Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo
mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga
Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis
Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk
kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga
organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama Indonesia.
Akhirnya nama Indonesia dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan
bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober
1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang
anggota Volksraad (Dewan Rakyat, DPR zaman Belanda), Muhammad Husni
Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo,
mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama Indonesia
diresmikan sebagai pengganti nama Nederlandsch-Indie. Tetapi Belanda
keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah.
Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan
jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942,
lenyaplah nama Hindia Belanda untuk selama-lamanya. Lalu pada tanggal
17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah
Republik Indonesia.
Penjelasan Singkat:
Mengenai Logan. Namanya: James Richardson Logan (1819-1869). Dia adalah orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh.
Dia cuma seorang pengelola majalah
ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia
(JIAEA); yang diterbitkan di singapura pada 1847.
Orang yang lebih arif mengenai
Indonesia & kawasan di mana Indonesia itu berada adalah, George
Samuel Windsor Earl (1813-1865).
Dia adalah seorang ahli etnologi bangsa
Inggris. Pada tahun 1849, dia mengajukan dua pilihan nama: Indunesia
atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau).
Pada halaman 71 artikelnya itu
tertulis: …the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan
Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.
Earl sendiri menyatakan memilih nama
Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia),
sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia
bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa).
Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh
kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah
Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar